[Hye724] TaoRis | I'm Jealous, Dduizhang (Special Kris's Birthday) | Oneshoot | FF member
November 7, 2012 at 5:25am
Tittle : [Special Kris’s Birthday] I’m jealous, Dduizhang!
Author : Hye724
Genre : Yaoi, Romance
Ratting : T
Length : Oneshoot / 14P / 2,819W
Pairing : TaoRis / KrisTao
Main Cast : - Wu Yi Fan a.k.a Kris
- Huang Zi Tao a.k.a Tao
Support Cast: - EXO-M Members
- Others
A.N : Hollaaa xD #tebarHappyVirus #bbuingbbuingbarengKrisTao.
Pertama-tama saya ucapkan selamat ulang tahun untuk Upanku cuyung
생일추가합니다 크리스! WO AI NI 吳亦凡! {} #pasangbanner. Ini fanfic kedua dari 3
fanfic special ultah Upan yang saya buat. Pertama TaoRisLay, kedua
fanfic ini KrisTao / TaoRis dan terahir atau ketiga KrisLay / KrispyLays
frustasi ngga ikut project edited pict birthday Upan, jadi saya
bales dendam dengan bikin 3 fanfic sekaligus haha #Evil laugh XD
Disclaimer : Semua cast milik Tuhan dan ciptaan Tuhan, fanfic ini
milik Author atas izin Tuhan, dan Author hanya pinjem nama cast buat
fanfic ini.
Summary : Ketika dduizhang bertambah umur, dan bayi panda mulai beranjak dewasa (?) XD
Warning :Yaoi, BL, BxB, Kris x Tao, typo(s), ect. Don’t plagiat,
don’t bash, don’t re-publish, don’t flame. Ngga suka Yaoi? Ngga usah
dibaca Review please
Happy reading
.
.
.
.
TaoRis
.
.
.
.
KrisTao
.
.
.
.
Hye724
.
.
.
.
Author Side’s
Pagi hari di Beijing, China. Pertengahan musim gugur sekarang, namun
udara panas masih terasa menyengat kulit, padahal waktu masih
menunjukan pukul 10 pagi. Hari ini tak ada jadwal tampil untuk EXO-M.
Keenam pemuda tampan itu pun memutuskan untuk beristirahat didalam dorm
seharian ini, lebih memilih mengumpulkan banyak tenaga untuk
acara-acara yang akan mereka meriahkan diesok hari daripada
menghabiskan waktu luang mereka dengan berjalan-jalan dimusim gugur
yang terasa cukup panas ini.
Seorang pemuda bermata panda tengah menyibukan dirinya dengan
berlatih wushu dihalaman belakang gedung berlantai 3 itu, Huang Zi Tao
namanya atau sebut saja ia Tao. Sementara dua pemuda lain, Kim Jong Dae
dan Kim Min Suk, tengah asik bercengkrama disisi halaman belakang dorm
EXO-M itu, hitung-hitung sekalian menjaga si bayi panda, Tao. Disisi
lain halaman belakang, pemuda cantik bernama Xi Lu Han dengan surai
merah kecoklataan tengah sibuk berkomunikasi melalui sebuah ponsel
ditangan kanannya, asik bercengkrama dengan seseorang disebrang sana,
sementara pemuda berwajah tenang setia duduk disisi kanannya dengan
sebuah buku tipis yang tengah ia baca, Zhang Yi Xing atau sebut saja
Lay.
Hanya kelima pemuda tampan itu yang tampak tengah beraktivitas
dihalaman belakang dorm EXO-M. Lalu dimana si dduizhang –pemimpin-?
Pemuda tampan dengan charisma akut yang ia miliki, surai merah
kecoklatan dan tubuh jangkung bak model professional, kesempurnaan yang
hanya dimiliki oleh Wufan, Kris. Kemana dia?
Merasa mulai kelelahan, Tao menghentikan latihan wushunya, memilih
untuk duduk diatas rerumputan hijau itu seraya memperhatikan keempat
gege-nya yang tengah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
“Sehunnie, siapa itu? Kau sedang bersama seseorang?” sebuah suara
lembut yang tak lain berasal dari pemuda cantik bernama Xi Lu Han itu
menarik perhatian Tao.
Tao tampak tertarik dengan kegiatan yang tengah dilakukan Luhan.
Matanya terfokus pada pemuda cantik itu, seolah ingin mendengar dan
melihat apa yang sedang dilakukan pemuda cantik itu.
“Bohong! Aku dengar Sehunnie” ucap Luhan seraya mempoutkan bibir
tipisnya itu. Tentu saja percuma, toh si lawan bicaranya itu tak bisa
melihat ekspresi menggemaskan yang ia lakukan itu.
“Apa itu si kkamjong?” tanya Luhan, tak sadar tengah diperhatikan si bayi panda.
“YA! Oh Se Hoon!!!” sentak Luhan yang sepertinya mulai gemas pada lawan bicaranya disebrang sana.
“Terserah kau saja!” umpat Luhan seraya menghentakan kakinya diatas
rerumputan hijau itu. Jemari kurusnya itu sibuk menekan layar ponsel
putihnya dengan kasar, detik berikutnya Luhan mulai melangkahkan kedua
kaki kurusnya meninggalkan Lay yang tampak tak begitu tertarik untuk
bertanya mengapa si cantik itu marah-marah.
Sementara Huang Zi Tao hanya menatap heran kearah gege-nya yang
tengah berjalan kasar melewatinya itu. Tak mengerti apa yang tengah
terjadi pada gege-nya itu.
“Yixing ge?” panggil Tao, seketika si pemilik nama mengalihkan
pandangannya kearah Tao yang masih duduk diatas rerumputan hijau itu.
“Ada apa Zi Tao?” tanya Lay lembut.
“Luhan gege kenapa? Kenapa dia marah-marah seperti itu pada
Sehunnie?” tanya Tao innocent. Memang tak serasi dengan wajahnya yang
terlihat garang, namun Tao tetaplah Tao si bayi panda yang tak tahu
apa-apa.
“Tak usah dipikirkan Tao, kau lanjut saja berlatih wushunya” jawab
Lay seraya tersenyum tulus pada Tao, membuat segaris lesung pipi
terukir sempurna dipipi kanannya.
“Tapi Tao ingin tahu ge” rengek Tao seraya mempoutkan bibirnya,
membuat si lawan bicara tak bisa menolak permintaan si bayi panda itu.
“Aisshi~ kenapa kau sangat menggemaskan Tao?” gumam Lay yang hanya
terdengar oleh dirinya sendiri. “Luhan gege hanya sedang cemburu pada
Sehun, Tao” jawab Lay kemudian.
“Cemburu?”
* * *
Wu Yi Fan Side’s
Senin, 05 November 2012. Itu berarti esok hari tanggal 06 bukan? Hari
itu akan segera tiba, Aku menunggunya sejak lama. Aku ingin memberi
kejutan kecil untuk bayi pandaku, ingin menyampaikan mengenai perasaanku
padanya. Lucu bukan? Besok adalah hari ulang tahunku, tapi malah Aku
yang ingin memberikan kejutan untuk panda kecilku. Peduli apa! Tak
banyak yang Aku harapkan dari bayi panda itu, mengingat pemikirannya
yang polos terasa mustahil untuk berharap lebih dari panda kecil itu.
Pagi ini Aku memutuskan untuk berdiam diri dikamar, menyusun rencana
yang akan Aku laksanakan esok hari. Kuharap Tao mengerti apa yang akan
Aku sampaikan padanya nanti.
“Lihat saja jika kita bertemu nanti Oh Sehun!”
Aku mendelik kearah pintu kamarku. Aku tahu, detik berikutnya pasti pintu itu akan terbuka.
Cklek~
See? Pemuda cantik itu terlihat tengah penuh amarah. Xi Lu Han, tentu saja ia Luhan.
“Sehunnie berselingkuh dengan si kkamjong Wufan” rengeknya seraya mempoutkan bibir tipisnya dihadapanku.
Datang tak diharapkan, lalu bercerita sesuka hatinya tanpa bertanya
apakah si pendengar mau mendengarkan keluhannya atau tidak. Siapa lagi
member EXO-M yang seperti itu selain Luhan, ck.
“Sudahlah, kau hanya terlalu sensitive Lu” responku. Semoga saja cukup membuatnya diam.
“Huaaa~ Wufaaan~” jeritnya seraya menghambur memelukku. Aisshi jinjja~ kenapa selalu Aku yang ia jadikan tempat ceritanya?
“Sudahlah” ucapku seraya mengusap punggung Luhan pelan.
Tap~
“Siapa itu?”
* * *
Makan malam tiba. Luhan tidak mau makan sejak tadi siang, mengurung
diri dikamar seharian ini. Tentu saja Aku mengkhawatirkannya. Jika ia
sakit, siapa lagi yang akan dimarahi Im Hyung –manager- selain Aku? grr.
“Kenapa kau diam saja Wufan? Ayo cepat habiskan makananmu”
Aku terkesiap. Seseorang membuyarkan lamunanku. Kulihat Zhang Yi Xing
tengah menatapku lekat, menunjuk piring makanku yang masih menyisakan
banyak makanan diatasnya dengan garpu logam ditangan kirinya.
“Aku mengkhawatirkan Luhan, bisakah kau membawakan makanan untuknya
Yixing?” tanyaku, atau lebih tepatnya Aku memintanya untuk melakukan
itu.
“Akan Aku lakukan, sekarang habiskan dulu makananmu” jawabnya lembut seraya memamerkan garis lesung pipinya yang indah itu.
Aku menganggukan kepalaku. Lalu kembali melahap makanan yang belum sempat Aku habiskan ini.
Prang~
Aku terlonjak kaget. Astaga siapa yang membanting sendok keatas piring disaat makan seperti ini? Benar-benar…
“Tao sudah kenyang”
Aku menoleh. Rupanya panda kecilku yang melakukan itu. Astaga, Aku
baru ingat. Aku hampir saja upa ada bayi pandaku ini, seharian ini Aku
terlalu sibuk mendengarkan cerita Luhan hingga belum sempat Aku
berbicara pada panda kecilku, menyapanya pun belum.
“Tapi makananmu belum habis Tao, habiskan dulu eoh?” ucap Minsuk Hyung lembut.
“Tao bilang Tao sudah kenyang Hyung” jawab Tao seraya bangkit dari duduknya. Ada apa dengannya?
Tao mendorong kursinya kasar, menghasilkan dentuman kecil dilantai putih yang dingin ini.
“Duduk Tao!” titahku. Aku merasa Tao tak seperti biasanya, tak seperti Tao yang polos dan penurut, Tao tampak kasar.
“Untuk apa?”
“Habiskan makananmu”
“Tao kenyang”
“Kubilang duduk Huang Zi Tao!!” sentakku.
Hening.
Semua terdiam. Diam menatapku dan Tao bergantian.
“Tao benci Wufan ge~” umpat Tao.
Sedetik kemudian panda kecil itu berlari menuju kamarnya, menaiki
anak tangga itu secepat kilat. Sepertinya Aku berlebihan. Aarghh kenapa
jadi seperti ini? Aku menyakiti Tao, Aku tahu itu. Tao hanya akan
memanggilku dengan embel-embel ‘Wufan gege’ jika ia sedang marah padaku
atau sedang ada didepan kamera, karna bayi pandaku itu hanya
menyebutku ‘Dduizhang’ tanpa tambahan nama atau apapun, dan sekarang
tentu saja tak ada kamera disini, itu artinya Tao marah padaku.
“Sepertinya Tao menangis” gumam Minsuk Hyung sukses membuatku menunduk seketika.
“Makananku sudah habis, Aku kekamar duluan ya?” ucap Jongdae setengah
berbisik. Aku tahu ia berhati-hati agar tak mendapat sentakan
berikutnya dariku.
“Kau berlebihan Wufan” Aku merasakan tangan Yixing menepuk bahu kananku pelan.
Aku menghembuskan nafasku kasar. Ini salah! Bukan ini yang ingin Aku
lakukan pada panda kecilku itu. Dan sekarang bagaimana ini? Tao tak
akan memaafkanku dengan mudah. Aku tahu itu, karna Aku mengenalnya.
* * *
Selasa, 06 November 2012. Sudah pagi? Udara pagi terasa lebih dingin
pagi ini, mungkin karna sudah memasuki pertengahan musim gugur. Tapi,
ayolah ini sudah pagi. Maksudku, ini adalah hari ulang tahunku,
sementara matahari sudah memancarkan sinarnya, tapi tak ada satu pun
dari mereka yang memberiku ucapan selamat ulang tahun. Aku ini kan
dduizhang mereka, dan mustahil mereka melupakan hari ulang tahunku.
Bahkan Tao tak membangunkanku? Sepertinya Tao benar-benar marah
padaku. Apa yang harus Aku lakukan? Dihari ulang tahunku ini, kenapa
hal seperti ini terjadi padaku dan Tao? Sialan~
Aku teringat sesuatu. Aku menoleh kesisi kanan tempat tidurku. Tak
ada Jongdae. Kemana roomateku itu? Apa dia juga mengabaikanku? Astaga,
sepertinya ini akan menjadi hari ulang tahun terburuk dalam hidupku.
Aku mulai bangkit dari tidurku. Lebih baik Aku mandi sekarang,
setidaknya mungkin akan ada banyak fans yang datang ke dorm kami hari
ini. Mungkin. Aku harap mereka tak mengabaikanku sama seperti keempat
rekanku itu, berbeda dengan bayi pandaku, Aku tahu dia belum
mengucapkannya padaku karna ia sedang marah padaku.
Cklek~
Seseorang membuka pintu kamarku. Aku menoleh. Kulihat pemuda manis
bermata panda tengah menatapku datar. Itu, panda kecilku. Apa dia akan
mengucapkan selamat ulang tahun padaku? Tapi, seingatku Tao tidak akan
pernah mengajakku bicara jika ia sedang marah padaku. Apa ini sebuah
pengecualian?
“Semua sudah menunggumu dimeja makan ge, cepatlah” ucapnya.
Cklek~
Aku terdiam. Hanya itu? Jadi Tao hanya mengatakan itu? Panda kecilku
benar-benar marah padaku. Aku harus melakukan sesuatu. Aku tak ingin
penantianku terhadap rencanaku hari ini terbuang sia-sia. Ya, Aku harus
melakukan sesuatu.
* * *
Huang Zi Tao Side’s
Hari ini dduizhang ulang tahun, tapi Aku belum mengucapkan ‘selamat
ulang tahun’ pada dduizhang. Aku masih marah pada dduizhang. Aku tidak
mau menyapa dduizhang lebih dulu, tidak mau! Tapi itu berarti Aku bukan
orang pertama yang memberi dduizhang ucapan ‘selamat ulang tahun’,
bagaimana jika Yixing ge? Atau mungkin Luhan ge? Aargh! Aku harus
bagaimana?
Aku bersama keempat gegeku tengah duduk terdiam dimeja makan dorm
kami, menunggu dduizhangku datang untuk sarapan bersama kami seperti
biasanya. Tapi, rasanya pagi ini sedikit berbeda dari pagi-pagi
biasanya. Karna, pagi ini ketika Aku membuka pintu kamar dduizhang,
dduizhang sudah berdiri tegap disisi kanan tempat tidurnya. Biasanya
ketika Aku membuka pintu kamar dduizhang, dduizhang masih tidur dengan
nyenyaknya, dan dduizhang hanya akan bangun jika Aku yang
membangunkannya dengan bbuing bbuingku.
Tap~
Aku menoleh. Kulihat dduizhangku tengah berjalan menuju meja makan
yang tengah kami tempati ini, sepertinya dduizhang tidak mandi. Karna
dduizhang masih memakai stelan piyamanya sama seperti tadi.
“Maaf membuat kalian menunggu” ucapnya.
Dduizhang berjalan mendekat. Bukan, pasti dduizhang akan duduk
disisiku. Aku tidak mau. Aku benci dduizhang, Aku tidak mau duduk
disisinya. Tapi, sisa kursi hanya ada disisiku dan diantara Luhan ge
dan Yixing ge. Itu berarti, jika dduizhang tidak duduk disisiku, maka
dduizhang akan duduk diantara Luhan ge dan Yixing ge. Aargh Aku harus
bagaimana?
“Ddui… Wufan ge tidak boleh duduk didekat Tao” kataku.
Kulihat semua pasang mata menatapku lekat, terlebih dduizhang. Ah,
kenapa Aku jadi kasar seperti ini? Aku tidak boleh seperti ini. Aku
tidak mau menyakiti orang lain. Karna dduizhang bilang jika berkata
kasar pada orang lain sama saja menyakiti orang lain. Aku tidak mau
seperti itu.
“kalau begitu dduizhang tidak mau makan kalau tidak duduk didekat Tao” balas dduizhang.
Aku menelan ludahku. Bagaimana ini? Aku harus bagaimana? Dduizhang~
“eng.. dduizhang” gumamku. Aku tidak tega jika dduizhang tidak ikut sarapan hanya karna Aku.
“dduizhang duduk disini eoh?” tanyanya lembut. Aku mengangguk. Aigoo~ Aku tidak bisa marah pada dduizhang.
Hening. Untuk beberapa saat suasana hening menyelimuti dapur ini.
Semua ini pasti karna Aku, karna Aku yang berlaku kasar pada dduizhang.
‘Tao salah, dduizhang maafkan Tao’ batinku.
“Hn.. sebaiknya kita segera makan eoh?” ucap Minsuk Hyung.
“Ne, Hyung. Meogoshipeun~” balas Jongdae Hyung manja.
Minsuk Hyung mengusap puncak kepala Jongdae Hyung lembut. Dduizhang,
Aku merindukan dduizhangku. Aku menoleh. Omo~ dduizhang tengah
menatapku. Seketika Aku alihkan pandanganku dari wajah dduizhang. Dia
terlalu tampan, dan Aku terlalu gugup untuk beradu pandangan dengannya.
“Omo, Luhan ge. Coba lihat betapa kurusnya dirimu, jika gege
terus-terusan mogok makan saat marah pada Sehunnie, Aku yakin ge akan
menjadi manusia tulang berselimut kulit” beo Yixing ge.
“Aku memang kurus Yixing” balas Luhan ge.
Aku terdiam. Sepertinya hanya Aku dan dduizhang yang diselimuti perasaan canggung.
.
.
.
SKIP
.
.
.
Selesai.
Sarapanku sudah habis. Lebih baik Aku segera kekamar. Kudorong mundur
kursiku agar Aku bisa bangkit dari dudukku, Aku tidak boleh kasar
lagi, kali ini harus pelan mendorongnya. Tapi sebelumnya Aku ingin
mengucapkan selamat ulang tahun pada dduizhang, Aku takut seseorang
mendahuluiku.
“Ohya, selamat ulang tahun uri dduizhang”
Lihat? Yixing gege mendahuluiku. Menyebalkan!
Kudorong kasar kursiku hingga sedikit membentur meja makan. Detik
berikutnya Aku mulai melangkahkan kedua kakiku menuju kamarku. Aku tidak
peduli teriakan dari dduizhang dan keempat gegeku itu, Aku tidak mau
mendengarkan mereka untuk saat ini. Dduizhang, Tao benci dduizhang.
BRAAKK!
Aku membanting pintu kamarku keras, biar saja pintu rusak dan Aku
akan dimarahi Im Hyung –Manager EXO-M- nantinya. Aku tidak peduli. Lagi
pula, dduizhang pasti membelaku. Tapi masalahnya sekarang Aku sedang
marah pada dduizhang.
Tok tokk tok~
“Tao ini dduizhang”
Aku terdiam. Dduizhang? Benarkah itu dduizhang? Apa dduizhang akan memarahiku?
Kulihat perlahan pintu kamarku terbuka. Ya, dduizhang masuk tanpa
persetujuanku. Detik berikutnya sosok jangkung itu muncul dari balik
pintu, sosok yang membuatku geram sejak kemarin. Itu dduizhangku, hanya
dduizhangku, milikku!
Dduizhang berjalan laun menuju tempat tidurku. Bukan, mungkin lebih
tepatnya kearah Aku berada sekarang. Karna Aku tengah duduk disisi
kanan tempat tidur berukuran king size ini. Dduizhang menatapku lekat
membuat Aku harus menundukan kepalaku. Sudah Kubilang, Aku tidak bisa
beradu pandangan dengan dduizhangku ini.
* * *
Wu Yi Fan Side’s
Aku berlutut dihadapan panda kecilku. Tao selalu menunduk sesaat
setelah kami beradu pandangan. Mungkin panda kecilku ini terlalu takut
menatap mataku. Kusentuh kedua sisi pipi bayi pandaku lembut, sedikit
mengangkat wajahnya agar ia menatapku.
“Tao marah pada dduizhang?” tanyaku. Tao diam.
“Ada apa dengan panda kecil dduizhang? Dduizhang tidak pernah
mengajarkan Tao untuk melakukan hal-hal yang kasar, Tao bisa menyakiti
yang lain jika Tao terus seperti ini” ucapku seraya mengusap lembut
kedua sisi pipi tirus panda kecilku ini.
“Maafkan Tao dduizhang” ucapnya sedikit bergumam.
Kulihat kristal cair mulai memenuhi mata indah itu. Aku terdiam
sesaat, membiarkan Tao sedikit mengendalikan emosinya terlebih dahulu.
“Sekarang Tao ceritakan pada dduizhang kenapa Tao seperti ini, hn?” kataku tanpa melepaskan pandangan antara Aku dan Tao.
Tao mengangguk. Tao menarik nafasnya dalam, sepertinya ia sangat
tertekan. Atau mungkin hanya ingin menyimpan banyak oksigen untuk
menceritakan apa yang ia rasakan dua hari ini.
“Cemburu itu apa dduizhang?” tanyanya.
Apa ini? Aku mengerutkan dahiku. Tak mengerti mengapa tiba-tiba panda
kecilku bertanya seperti itu. Aku tersenyum melihat manic matanya yang
polos itu, tak peduli dengan pertanyaannya yang sedikit aneh.
“Cemburu adalah ketika kita merasa tidak suka seseorang yang kita
miliki didekati orang lain Tao, Kenapa Tao bertanya seperti itu?”
jawabku.
“Lalu apa dduizhang milik Tao?” tanyanya. Apa Tao sedang cemburu padaku? Tapi karna siapa?
“Ya, dduizhang milik Tao, dan Tao milik dduizhang” ucapku.
Tanpaku sadari kalimat yang ingin Aku ucapkan selama ini terucap
begitu saja. Sudahlah, toh Tao tidak mengerti apa itu romantis atau
cinta.
“Kalau begitu, Tao cemburu melihat dduizhang berpelukan dengan Luhan
ge, Tao juga cemburu melihat Yixing ge dekat dengan dduizhang, lalu Tao
juga cemburu dduizhang terlalu memperhatikan Luhan ge” beonya.
Berpelukan dengan Luhan? Astaga, jadi suara derap langkah waktu itu,
suara kaki Tao. Lihat, wajahnya benar-benar polos, bagaimana bisa Aku
membuat cemburu panda kecil sepolos ini? Sepertinya panda kecilku mulai
beranjak dewasa. Aku tersenyum mendengar pengakuannya, Aku senang
mendengar semua itu. Bukan, sangat senang.
“Jadi Tao seperti ini karna Tao cemburu pada dduizhang, hn?” tanyaku lembut.
“Selain itu, Tao juga benci dduizhang karna dduizhang membentak Tao kemarin” ucapnya parau.
Tao kembali menundukan kepalanya. Aku merasakan perlahan kedua
telapak tanganku yang masih mengantup wajah Tao sedikit basah,
sepertinya Tao menangis. Aisshi~ bodohnya Aku membuat bayi panda ini
menangis.
“Maafkan dduizhang Tao, dduizhang hanya tidak mau Tao bersikap kasar pada orang lain” ucapku. Tao mengangguk lemah.
Aku mendongakan kepala Tao lembut, membuat Tao kembali menatap wajahku. Lihat, mata pandanya sembab, semua ini karna Aku, ck.
“Jangan menangis lagi eoh?” kataku seraya menghapus air matanya lembut. Tao tersenyum.
“Dduizhang juga jangan membuat Tao cemburu lagi eoh? Karna rasanya tidak enak dduizhang” ucapnya innocent.
Aisshi~ kenapa bayi pandaku ini polos sekali sih? Benar-benar
menggemaskan. Aku tersenyum seraya mengangguk menjawab pertanyaannya
itu. Detik berikutnya Aku merengkuh tubuh kurus panda kecilku ini,
mengusap punggungnya lembut.
“Wo ai ni dduizhang” ucapnya dibalik dada bidangku. Seketika Aku tersenyum mendengarnya.
“Wo ye ai ni baby panda”
“Selamat ulang tahun dduizhangku